, ,

Prof. Jarir At Thobari Resmi Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Farmakologi

Tropmed (28/11/2023) – Pada Selasa, 28 November 2023 salah satu dosen pengajar Program Studi Ilmu Kedokteran Tropis FKKMK UGM telah dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi di Balai Senat UGM. Salah satu tenaga kependidikan, yaitu Weni Salmiyati turut hadir pada kegiatan tersebut sebagai perwakilan dari Prodi Ilmu Kedokteran Tropis UGM. Pada sela-sela sesi pengukuhan, Prof. Jarir menyampaikan pidato yang berjudul Pengembangan Vaksin dari Sudut Pandang Tinjauan Aspek Epidemiologi, Uji Klinik, dan Ekonomi. Pengembangan vaksin tersebt dinilai menjadi salah satu pencegahan penyakit infeksi terbaik dari saat ini. Vaksin juga menjadi program kesehatan yang paling cost-effective setelah air bersih.

Prof. Jarir juga mengungkapkan bahwa penurunan angka kesakitan, kematian dan kecacatan merupakan dampak nyata dari pengembangan program vaksinasi untuk mencapai kesehatan masyarakat pada era abad ke-20. Beragam vaksin telah dikembangkan untuk melawan berbagai jenis virus penyebab penyakit seperti difteri, pertusis, tetanus, tuberkulosis, polio, campak dan lain sebagainya. Pengembangan vaksin tersebut akan terus berjalan dari waktu ke waktu dan saat ini terhitung sebanyak 100 juta anak telah divaksinasi setiap tahun.

Menurut data dari Data Centres for Disease Control and Prevention tahun 2021, penyakit yang menyebabkan kematian anak dapat ditekan secara masif. Data tersebut diperoleh dari negara-negara yang memiliki program vaksinasi yang tinggi sepanjang tahun 2021. Penyakit tersebut diantaranya berupa cacar, polio, dan campak. Tercatat terjadi penurunan sebesar 74% pada kasus kematian akibat penyakit selama 10 tahun terakhir akibat penyakit tersebut, namun kesempatan anak untuk mendapatkan perlindungan penyakit masih belum tercapai secara optimal. Diperkirakan pada tahun 2020 terdapat sebanyak 23 juta anak di dunia yang masih belum menerima vaksin secara rutin yang direkomendasikan, meskipun cakupan global 3 dosis vaksin difteri, tetanus, dan pertusis telah mengalami peningkatan sebanyak 85%.

Prof. Jarir mengatakan bahwa salah satu permasalahan yang terjadi adalah adanya kesenjangan cakupan penggunaan vaksin jenis baru untuk melindungi dari infeksi Haemophilus influenzae tipe B, pneumokokus, rotavirus, dan human papillomavirus (HPV). Vaksin jenis ini sangat bervariasi dan relatif masih sangat rendah meskipun telah diperkenalkan pada berbagai macam imuniasai nasional di 45 negara. Saat ini, Indonesia terus berusaha mengejar ketertinggalan tersebut melalui program imuniasai untuk jenis vaksin penumococcal (PCV), vaksin rotavirus (RVV), dan vaksin HPV. Rencananya program ini akan dilaksanakan dalam dua tahun terakhir di tingkat nasional.

Walaupun sering ditemukan berbagai kendala, Prof. Jarir mengatakan bahwa upaya pengembangan berbagai jenis vaksin harus terus dilakukan. Berbagai aspek harus betul-betul diperhatikan, seperti aspek kemanan, imunogenisitas seluler, imunogenisitas humoral, dan efikasi vaksin saat pengembangan vaksin berjalan. Manurutnya, vaksin bukan menyelamatkan jiwa manusia, tetapi proses vaksinasinya yang harus terus dilakukan pengembangan agar makin sempurna.

Referensi data: www.ugm.ac.id
Penulis: Fikri Wahiddinsyah

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.