Magister Ilmu Kedokteran Tropis FKKMK UGM Laksanakan Audit Mutu Internal untuk Perkuat Kualitas Pendidikan dan Riset
Yogyakarta, 27 Agustus 2025 – Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi. Salah satu wujud nyata dari komitmen tersebut adalah penyelenggaraan Audit Mutu Internal (AMI) yang dilaksanakan pada 27 Agustus 2025 di Ruang S25AB Gedung Tahir Foundation sayap selatan. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mengevaluasi capaian akademik, tata kelola, dan proses pembelajaran, sekaligus memperkuat arah pengembangan program studi agar semakin relevan dengan kebutuhan masyarakat serta perkembangan ilmu kedokteran tropis di tingkat global.
Audit ini dipandu langsung oleh dua asesor berpengalaman, yaitu Dr. Ibrahim Rahmat, S.Kp., S.Pd., M.Kes., dan dr. Agnes Sri Siswati, Sp.D.V.E., Subsp.D.T. Kehadiran keduanya memberikan perspektif yang komprehensif dalam menilai jalannya kegiatan akademik dan manajerial program studi. Dengan pendekatan yang objektif dan partisipatif, asesor tidak hanya melakukan penilaian administratif, tetapi juga melakukan diskusi mendalam dengan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa untuk melihat implementasi mutu dari berbagai sisi.
Proses AMI mencakup evaluasi mendetail terhadap lima kriteria utama yang telah ditetapkan sebagai standar mutu. Kriteria pertama berfokus pada spesifikasi program studi, mencakup tujuan, sasaran, keterlibatan pemangku kepentingan, profil dosen, kualifikasi akademik, hingga kerja sama tridarma. Aspek ini penting karena menjadi dasar arah pengembangan program studi sekaligus menunjukkan sejauh mana visi-misi prodi selaras dengan kebutuhan masyarakat. Kriteria kedua menilai ekuivalensi beban mengajar, rekognisi akademik yang diperoleh dosen, pengelolaan keuangan, serta pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada, termasuk laboratorium. Ketersediaan sumber daya yang memadai dinilai sangat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran dan riset yang dihasilkan.
Kriteria ketiga menitikberatkan pada kualitas input mahasiswa, proses penerimaan mahasiswa baru, termasuk penerimaan mahasiswa asing, serta evaluasi kurikulum. Di dalamnya juga tercakup penerapan Outcome-Based Education (OBE), metode pembelajaran inovatif, serta suasana akademik yang mendukung terciptanya lingkungan belajar yang kondusif.. Kriteria keempat menilai kegiatan penelitian, publikasi ilmiah, pengabdian masyarakat, serta karya ilmiah yang dihasilkan oleh dosen dan mahasiswa. Integrasi antara kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat menjadi sorotan penting, karena diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekaligus memperkaya pengalaman akademik mahasiswa.
Sementara itu, kriteria kelima menekankan pada capaian target pembelajaran, prestasi mahasiswa baik di dalam maupun luar kampus, tracer study lulusan, keterlibatan alumni, serta tingkat kepuasan mahasiswa dan pemangku kepentingan. Komponen ini menjadi tolok ukur keberhasilan program studi dalam menghasilkan lulusan yang kompeten, berdaya saing, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja maupun akademik. Dari hasil evaluasi, Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Tropis berhasil memperoleh rerata penilaian 4 dari skala 1–4. Capaian ini menjadi bukti bahwa program studi mampu menjaga kualitas secara konsisten sekaligus terus melakukan pembenahan untuk perbaikan berkelanjutan. Audit mutu tahun ini juga membahas kembali beberapa temuan pada AMI sebelumnya. Beberapa catatan penting antara lain terkait pernyataan profil lulusan yang sempat dinilai belum sepenuhnya menggambarkan peran dan profesi pasca-kelulusan, jumlah pelamar yang masih terbatas, hingga keterbatasan ketersediaan ruang kuliah yang berpotensi menghambat kegiatan akademik jika jumlah mahasiswa terus bertambah. Selain itu, penerapan OBE sebelumnya juga sempat menjadi sorotan karena belum berjalan maksimal.
Namun, temuan tersebut tidak dibiarkan berlarut-larut. Program studi telah melakukan langkah perbaikan, antara lain dengan memperkuat penerapan OBE dalam kurikulum, menyusun strategi promosi untuk menarik lebih banyak pelamar, serta melakukan perencanaan terhadap ketersediaan ruang belajar. Upaya-upaya tersebut menunjukkan keseriusan prodi dalam menjalankan prinsip continuous improvement sebagai bagian dari budaya mutu. Hal yang menarik dari pelaksanaan AMI kali ini adalah adanya sesi wawancara langsung dengan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Sesi ini memungkinkan tim asesor memperoleh gambaran nyata tentang kondisi program studi, mulai dari dinamika perkuliahan, dukungan tenaga kependidikan, hingga pengalaman belajar mahasiswa. Dengan pendekatan yang partisipatif dan inklusif, rekomendasi yang diberikan asesor diharapkan lebih sesuai dengan kebutuhan nyata program studi.
Penyelenggaraan AMI di Magister Ilmu Kedokteran Tropis juga memiliki keterkaitan erat dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Dari aspek pendidikan, audit ini mendukung SDG 4 (Quality Education), yaitu memastikan tersedianya pendidikan berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan. Melalui evaluasi mutu, prodi terus berupaya meningkatkan kualitas kurikulum, dosen, serta layanan akademik yang diberikan kepada mahasiswa. Di sisi lain, penguatan riset dan pengabdian masyarakat yang menjadi bagian dari evaluasi turut mendukung SDG 3 (Good Health and Well-being), dengan fokus pada kesehatan masyarakat, penanggulangan penyakit tropis, serta peningkatan kapasitas tenaga kesehatan. Tak kalah penting, keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam proses pengelolaan program studi mencerminkan semangat SDG 17 (Partnerships for the Goals), yang menekankan pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Dengan capaian penilaian tertinggi serta upaya perbaikan berkelanjutan, Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Tropis FKKMK UGM semakin menegaskan komitmennya untuk menjadi pusat pendidikan dan penelitian yang unggul di bidang kedokteran tropis. Audit mutu internal ini tidak hanya menjadi kegiatan rutin administratif, melainkan juga bagian dari refleksi bersama untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil benar-benar membawa manfaat bagi mahasiswa, masyarakat, dan dunia akademik secara lebih luas.
Penulis: Fikri Wahiddinsyah




Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!