, ,

Mahasiswa Kedokteran Tropis UGM Lakukan Penelitian Lapangan dan Laboratorium untuk Pengendalian Vektor Dengue

Yogyakarta, 24 Desember 2024 – Dalam upaya mendukung pengendalian vektor penyakit demam berdarah dengue yang berkelanjutan, mahasiswa Magister Ilmu Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), Tazkiah Unida, melaksanakan penelitian tesis dengan pendekatan ekologis. Penelitian ini mengintegrasikan kegiatan lapangan dan analisis laboratorium untuk memahami faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi perkembangan nyamuk Aedes spp., vektor utama dengue, sekaligus mengevaluasi siklus hidupnya. Penelitian ini dilakukan di RT 07 dan RT 18 Kelurahan Sungai Pinang, dibantu oleh PJ Dengue dari Puskesmas Muara Bungo II, serta didukung penuh oleh Laboratorium Parasitologi FK UGM, dengan teknisi laboratorium Ibu Kuswati. Upaya ini menjadi bukti nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya di bidang kesehatan masyarakat.

Kegiatan penelitian di lapangan dilakukan dengan pendekatan terintegrasi, memadukan pengamatan lingkungan, penempatan ovitrap, hingga pengumpulan sampel telur nyamuk. Salah satu aspek penting dalam penelitian ini adalah pengukuran kelembapan dan suhu udara di dalam serta luar rumah subjek penelitian. Pengukuran dilakukan menggunakan hygrometer, dengan tujuan mengevaluasi peran kondisi mikroklimat terhadap aktivitas nyamuk. “Kondisi suhu dan kelembapan sangat berpengaruh terhadap kemampuan nyamuk untuk bertelur, menetas, hingga berkembang menjadi dewasa. Dengan pemahaman terkait suhu udara dan kelembaban udara, maka diharapkan peneliti dapat mengidentifikasi lebih dalam faktor risiko apa saja yang berpengaruh terhadap keberadaan telur Aedes spp. dikaitkan dengan kondisi dan jenis rumah penduduk.” ujar Tazkiah Unida, mahasiswa yang bertanggung jawab dalam penelitian ini.

Selain itu, ovitrap diletakkan di beberapa rumah subjek penelitian dengan pendampingan langsung dari PJ Dengue. Ovitrap adalah perangkap sederhana berupa wadah berisi air yang dilengkapi kertas saring untuk menarik nyamuk bertelur. Perangkap ini dirancang agar mampu menangkap telur nyamuk secara efektif di lingkungan tempat penelitian. Proses peletakan dan pemantauan ovitrap dilakukan dengan seksama untuk memastikan hasil penelitian tetap valid dan relevan. Setelah kegiatan lapangan, hasil pengumpulan telur nyamuk dibawa ke Laboratorium Parasitologi FK UGM untuk dianalisis lebih lanjut. Di laboratorium, kertas saring dari ovitrap diamati dibawah mikroskop untuk melihat apakah terdapat telur yang rusak, ditandai dengan bentuknya yang kempes, pecah, atau tidak lonjong sempurna. Proses pengamatan telur menggunakan mikroskop dilakukan dibawah pengawasan teknisi Laboratorium Parasitologi. Proses ini dilakukan dengan teliti, mengingat identifikasi yang akurat sangat penting untuk memastikan validitas data penelitian.

Setelah pengamatan telur selesai dilakukan, kertas saring berisi telur nyamuk kemudian dimasukkan ke dalam nampan berisi air agar telur menetas, dan diberi potongan hati ayam kering di tiap sudut nampan untuk memudahkan pengamatan jentik yang muncul setelah 1-2 hari, karena jentik akan langsung bergerombol di sekitar makanan sesaat setelah muncul. “Proses pemeliharaan ini bertujuan untuk mengamati perkembangan nyamuk mulai dari telur hingga menjadi dewasa, sekaligus memahami bagaimana faktor lingkungan memengaruhi setiap tahapan siklus hidupnya,” tambah Tazkiah. Selain itu, berbagai peralatan penelitian seperti nampan, aspirator, kandang nyamuk, dan toples pemeliharaan digunakan secara optimal untuk mendukung pengamatan yang sistematis. kandang nyamuk dibedakan berdasarkan lokasi pengumpulan karena ingin mengamati spesies Aedes spp. yang ditemukan (Aedes aegypti & Aedes albopictus) beserta dengan ketahanan hidupnya (perilaku adaptasi) di laboratorium saat sudah dipindahkan dari habitat aslinya.

Penelitian ini tidak hanya menjadi bagian dari penyusunan tesis, tetapi juga berkontribusi pada upaya global untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Salah satu poin penting yang didukung adalah SDG 3: Kehidupan Sehat dan Kesejahteraan, yang bertujuan untuk mengurangi beban penyakit menular seperti dengue. Dalam konteks lokal, penelitian ini bertujuan memberikan data berbasis bukti untuk mendukung pengendalian vektor penyakit secara efektif di tingkat komunitas. Dengan memahami pola ekologis nyamuk Aedes spp., strategi pengendalian dapat dirancang lebih spesifik, efisien, dan berkelanjutan. Hal ini mencakup pemetaan risiko di lingkungan tertentu, pengembangan intervensi berbasis lingkungan, hingga edukasi masyarakat tentang cara-cara pencegahan yang sederhana namun efektif. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara perguruan tinggi, fasilitas kesehatan, dan masyarakat lokal. Keterlibatan PJ Dengue dari Puskesmas Muara Bungo II, misalnya, menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara akademisi dan tenaga kesehatan dapat menghasilkan langkah-langkah konkret dalam pengendalian penyakit.

Tazkiah berharap bahwa penelitian ini dapat menjadi salah satu pijakan penting dalam upaya pengendalian penyakit dengue di Indonesia. “Dengue merupakan salah satu penyakit endemis yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Melalui penelitian ini sebagai baseline study di Kabupaten Bungo yang sebelumnya belum pernah dilakukan, saya berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam mengurngi beban penyakit ini, sekaligus mendukung upaya global dalam mewujudkan kesehatan yang lebih baik untuk semua,” ungkapnya. FK-KMK UGM sendiri terus mendorong mahasiswa untuk melakukan penelitian-penelitian inovatif yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Penelitian Tazkiah Unida menjadi salah satu bukti nyata kontribusi kampus dalam menjawab tantangan kesehatan di tingkat lokal maupun global. Dengan pendekatan integratif antara pengamatan lapangan, analisis laboratorium, dan kolaborasi lintas sektor, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengendalian dengue berbasis bukti. Selain itu, penelitian ini juga mempertegas peran perguruan tinggi sebagai penggerak ilmu pengetahuan untuk keberlanjutan kehidupan manusia dan lingkungan.

Penulis: Fikri Wahiddinsyah

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.