Mahasiswa Kedokteran Tropis Lakukan Kunjungan ke Gunung Kidul Guna Pelajari Kasus Zoonotik di Wilayah Yogyakarta
Tropmed UGM,- Kuliah lapangan merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa Magister Ilmu Kedokteran Tropis UGM dalam mengimplementasikan bidang keilmuan mereka. Hal tersebut seperti yang dilakukan pada kunjungan mata kuliah One Health. Mata kuliah One Health bertujuan untuk memberikan pemahaman menyeluruh mengenai hubungan antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Untuk itu, pada Rabu (22/04/2024) mahasiswa melakukan kunjungan ke Kabupaten Gunung Kidul untuk mempelajari bagaimana cara pemerintah setempat dalam menangani kasus penyakit menular di wilayahnya.
Didampingi oleh instansi pemerintah setempat seperti Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul dan Puskesmas SEMANU II, rombongan program studi Magister Ilmu Kedokteran Tropis UGM melakukan perjalanan ke desa Semanu. Sebelum mengunjungi desa tersebut, terlebih dahulu pihak dokter dan tenaga kesehatan dari kedua instansi tersebut menyampaikan materi mengenai bagaimana cara pengendalian penyakit menular dari hewan ke manusia beserta tata cara penyembuhannya. Beberapa kasus penyebaran virus di daerah tersebut pun juga disampaikan kepada mahasiswa sebagai gambaran bagaimana kasus tersebut pernah terjadi di wilayah mereka. Desa Semanu sendiri merupakan desa di Wilayah Gunung Kidul yang pernah terjangkit bakteri Antraks yang menyebabkan kematian pada sejumlah orang. Bakteri ini menyerang hewan ternak warga seperti sapi dan kambing yang pada akhirnya menular pada manusia melalui perantara kontak fisik, udara, maupun makanan yang dikonsumsi.
Pada kunjungan ini, mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan tanya jawab kepada warga yang pernah terkena Antraks. Beberapa gejala yang dirasakan mereka adalah nyeri pada saat menelan makanan dan muncul luka yang menghitam di beberapa bagian tubuh. Menurut penuturan warga, asal mula mereka terjangkit bakteri ini salah satunya karena kebiasaan brandu. Brandu sendiri merupakan kebiasaan lama masyarakat Desa Semanu yang membagi-bagikan daging ternak warga yang mati mendadak dengan dengan harga yang murah untuk meringankan biaya perawatan hewan yang telah dikeluarkan sebelumnya. Satu hal yang belum warga pahami adalah daging hewan yang mereka konsumsi karena mati mendadak tersebut ternyata telah terinfeksi bakteri Antraks sehingga masuk ke tubuh mereka. Hal tersebutlah yang menjadikan kasus persebaran Antraks di Desa Semanu semakin tinggi.
Menurut Prof. Dr. drh. Waayan Tunas Artama selaku ahli bidang One Health yang juga turut mendampingi mahasiswa, mengatakan bahwa salah satu ciri-ciri hewan ternak yang terjangkit bakteri Antraks adalah mengeluarkan darah pada lubang tubuh (mata, hidung, telinga, dan anus). Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa spora yang tumbuh dari jasad hewan yang telah terinfeksi bakteri tersebut dapat bertahan hidup selama ratusan tahun dan ada kemungkinan dapat termakan hewan ternak apabila ditumbuhi rumput diatasnya. Maka dari itu, perlu dilakukan pengecoran pada lokasi tempat dikuburkannya hewan tersebut.
Adanya kegiatan kunjungan lapangan ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa mengenai kasus persebaran penyakit infeksi menular yang melibatkan hubungan manusia dan hewan pada kasus yang nyata. Selanjutnya mahasiswa juga diminta untuk mengidentifikasi bagaimana pola penanganan dan pencegahan yang tepat apabila terjadi kasus yang serupa pada daerah mereka masing-masing. Harapannya, lulusan Magister Ilmu Kedokteran Tropis dapat berkontribusi penuh pada kasus penyebaran penyakit pada kasus yang nyata di Indonesia.
Penulis: Fikri Wahiddinsyah
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!